Kamis, 23 Agustus 2012

Al-Quran Akan Terbit Dalam Bahasa Ibrani

TERJEMAHAN Al-Quran akan diterbitkan dalam bahasa suci umat Yahudi, Ibrani. Proyek itu akan dikerjakan Dewan Raja Fahd untuk Percetakan Mushaf Al-Qur’an (Majma’ al-Malik Fahd li Thiba’ah al-Mushaf as-Syarif) yang berpusat di kota Madinah Munawwarah. Saat ini, proyek itu masih dalam tahap persiapan.
Terjemahan Al-Quran berbahasa Ibrani itu akan digarap Majma’ bekerjsama dengan Universitas Al-Azhar Mesir, khususnya jurusan bahasa Ibrani pada Fakultas Bahasa dan Terjemah. Sekretaris Jenderal Majma’ Dr. Muhammad al-’Aufi, dalam wawancaranya dengan harian berbahasa Arab yang terbit di London, as-Syarq al-Awsath, pekan lalu, menyatakan, proyek tersebut juga akan melibatkan para penerjemah profesional-tersumpah bahasa Arab-Ibrani.
“Setelah 17 tahun sejak masa berdirinya, Majma’ telah mencetak lebih dari 165 juta eksemplar Al-Qur’an, 145 juta di antaranya telah disebarkan ke seluruh pelosok dunia,” terang al-’Aufi.
Inisiatif Majma’ untuk menerjemahkan Al-Qur’an ke dalam bahasa resmi negara Israel itu terinspirasi oleh Dewan Tinggi untuk Urusan Keislaman (al-Majlis al-A’la li as-Syu’un al-Islamiyyah) Mesir yang pada bulan Juni lalu telah mulai menggarap terjemah Al-Qur’an dalam bahasa Ibrani.
Tujuan Majlis A’la dalam upaya menerjemahkan Al-Qur’an dalam bahasa Ibrani sendiri adalah untuk mengenalkan Al-Qur’an dan ajaran Islam kepada publik Yahudi dan siapa saja yang menggunakan bahasa itu.
Diperkirakan, proyek ini akan rampung dalam rentang waktu 2 tahun. Selain telah mencetak Al-Qur’an dalam jumlah ratusan juta eksemplar, Majma’ juga telah menerjemahkan Al-Qur’an ke dalam lebih dari 50 bahasa dunia.
Bahasa Ibrani merupakan salah satu turunan bahasa Semit, yang juga masih saudara serumpun dari bahasa Arab. Bahasa Ibrani lebih tua dan purba daripada bahasa Arab selama ribuan tahun lamanya. Pada kenyataannya, banyak sekali kesamaan yang ditemukan dalam bahasa Arab dan Ibrani, baik dari segi phonography, ejaan huruf, bentuk sighat (derifasi), hingga kosa kata.
Abjad Ibrani terdiri dari 22 huruf. Abjad Ibrani pada bagan di atas hanya terdiri dari konsonan saja (juga termasuk huruf alef dan ayin). Karena teks Ibrani kuno hanya ditulis dalam bentuk konsonan saja (tanpa vokal), maka pelafalannya didasarkan pada tradisi lisan yang turun-temurun dari generasi ke generasi.
Sistem penulisan vokal baru muncul sekitar tahun 500 M sampai 1000 M. Sistem penulisan vokal ini diadakan dengan tujuan untuk melestarikan tradisi lisan tersebut. Teks Ibrani kuno yang tanpa vokal tersebut disebut ‘teks tanpa titik’.
Gulungan-gulungan yang terdapat di sinagoge-sinagoge dewasa ini ditulis dengan tidak membubuhkan vokal sebagaimana kebanyakan buku-buku, majalah-majalah dan surat-kabar-surat-kabar yang dicetak dalam huruf Ibrani modern. Penulisan yang dibubuhi vokal sangat besar manfaatnya bagi para pemula yang belajar bahasa Ibrani.